Daerah yang
cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan
ketinggian 1000–3000 mdpl. Pada dataran medium, tanaman kentang dapat di tanam
pada ketinggian 300-700 mdpl (Samadi, 1997). Keadaan iklim yang ideal untuk
tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata–rata harian antara
15–20℃.
Kelembaban udara 80- 90% cukup mendapat sinar matahari (moderat ) dan curah
hujan antara 200– 300 mm per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan
(Rukmana, 1997).
Suhu tanah
optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15–18℃. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu
tanah kurang dari 10℃
dan lebih dari 30℃
(Samadi, 1997). Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan
reaksi tanah (pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan
ciri–ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu
sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan
bertekstur remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang
sampai tinggi, produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai
netral (Rukmana, 1997). Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan
yang cukup dan sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang
yang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman
yang lain.
Metode
budidaya kentang dengan sistem guludan horizontal atau memotong lereng,
sebagaimanakaidah teras, cukup efektif mengurangi laju erosi (Yunasfi, 2007;
Zhang et al., 2004; Mastur et al.,1996). Namun, metode ini, jika diterapkan
tanpa upaya modifikasi sifat fisik tanah seperti aerasitanah, berpotensi
menurunkan produktivitas kentang akibat kondisi jenuh yang terjadi padaguludan
terutama pada musim hujan (Soesanto et al., 2011).Pemebrian mulsa atau
pemulsaan merupakan salah satu upaya pengendalian erosi yang cukupefektif dan
ekonomis (Smets and Poesen, 2007). Pemulsaan dapat mengurangi kehilangan
tanahsampai 85 % (Smith and Black, 2002). Mulsa alami yang disebarkan pada
lahan pertanian, selaindapat melindungi permukaan tanah dari percikan hujan,
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanahseperti menjaga kesetabilan suhu tanah,
meningkatkan aerasi, dan permeabilitas tanah (Yuwonodan Rosmarkam, 2002;
Sumiati, 1999). Mulsa alami yang sering digunakan di Indonesia adalahberupa
mulsa jerami.
0 komentar:
Posting Komentar