Rabu, 18 November 2015


Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1000–3000 mdpl. Pada dataran medium, tanaman kentang dapat di tanam pada ketinggian 300-700 mdpl (Samadi, 1997). Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata–rata harian antara 15–20. Kelembaban udara 80- 90% cukup mendapat sinar matahari (moderat ) dan curah hujan antara 200– 300 mm per bulan atau rata–rata 1000 mm selama pertumbuhan (Rukmana, 1997).
Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15–18. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 dan lebih dari 30 (Samadi, 1997). Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan reaksi tanah (pH) 5–6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral (Rukmana, 1997). Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal pertanaman yang lain.

Metode budidaya kentang dengan sistem guludan horizontal atau memotong lereng, sebagaimanakaidah teras, cukup efektif mengurangi laju erosi (Yunasfi, 2007; Zhang et al., 2004; Mastur et al.,1996). Namun, metode ini, jika diterapkan tanpa upaya modifikasi sifat fisik tanah seperti aerasitanah, berpotensi menurunkan produktivitas kentang akibat kondisi jenuh yang terjadi padaguludan terutama pada musim hujan (Soesanto et al., 2011).Pemebrian mulsa atau pemulsaan merupakan salah satu upaya pengendalian erosi yang cukupefektif dan ekonomis (Smets and Poesen, 2007). Pemulsaan dapat mengurangi kehilangan tanahsampai 85 % (Smith and Black, 2002). Mulsa alami yang disebarkan pada lahan pertanian, selaindapat melindungi permukaan tanah dari percikan hujan, juga dapat memperbaiki sifat fisik tanahseperti menjaga kesetabilan suhu tanah, meningkatkan aerasi, dan permeabilitas tanah (Yuwonodan Rosmarkam, 2002; Sumiati, 1999). Mulsa alami yang sering digunakan di Indonesia adalahberupa mulsa jerami.

0 komentar:

Posting Komentar